ZONAPUBLIK.COM, BOGOR – Sekitar 300 anak anak di dusun Manglid, Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor Jawa Barat hingga kini belum bisa masuk sekolah. Mereka tidak bisa pergi kemana mana karena desanya terjebak tanah longsor. Hingga saat ini akses jalan masih tertutup matrial longsor setebal lebih dari 3 meter dengan panjang hampir satu kilo. Peristiwa banjir dan tanah longsor yang berjadi Selasa malam (1/1) lalu, telah meluluh lantakkan kampung mereka.
Selain tidak dapat sekolah, beberapa anak, balita dan orang tuapun mulai terserang penyakit seperti gatal gatal, batuk pilek serta demam. Hal ini disebabkan selama dalam pengungsian mereka hanya tinggal di tenda tenda darurat tanpa alas tikar yang mewadai. Kondisi diperparah karena hingga saat ini aliran listrik belum menyala. Sementara warga tidak berani masuk rumah karena kondisinya rusak parah serta tanah yang masih bergerak.
Beberapa alat berat yang didatangkan oleh dinas PUPR Bogor hingga kini belum mampu berbuat banyak untuk membuka akses jalan. Kondisi tanah yang masih labil dan terus bergerak serta tebal longsoran yang mencapai 2 hingga 7 meter sepanjang kurang lebih 1 kilometer, membuat mereka bekerja sangat extra hati hati.
Tokoh masyarakat setempat Ustad Subandi kepada ZP menjelaskan saat ini warga dusun Manglid membutuhkan bantuan obat-obatan, makanan, air bersih tenda, pakaian serta kebutuhan pakaian dan makanan bayi serta buku untuk anak anak. Menurut ustad Bandi, warga sudah seminggu terisolir tidak bisa kemana-mana, karena jalan masih tertutup longsor. Sementara banyak harta benda mereka yang hanyut terbawa banjir atau tertimbun longsor.
“Dusun ini tepat berada dipinggir pegunungan dan ditepi sungai. Jalan yang tertimbun lonsor merupakan satu satunya akses keluar yang kita miliki. Sehingga wajar jika banyak anak anak yang untuk sementara tidak bisa masuk sekolah”, ujarnya.
Sementara salah seorang guru SD saat dikonfirmasi terkait siswa yang tidak masuk sekolah dirinya mengaku bisa memahami apa yang terjadi di desa Sukaraksa. Namun demikian ditegaskan siswa tetap harus belajar dirumah dengan buku pelajaraan seadanya.
”Kami bisa memahami jika banyak siswa yang tidak masuk sekolah. Karena memang kondisinya belum memungkinkan. Namun kami tetap menekankan pada anak-anak tetap belajar agar tidak ketinggalan pelajaran”, ujar salah seorang guru.

Kepala Desa Cigudeg Dedi Bahtiar saat dikonfirmasi membenarkan jika hingga saat ini banyak warganya yang tidak dapat masuk sekolah, akibat banjir dan tanah longsor beberapa waktu lalu. Namun demikian menurutnya masih ada beberapa siswa yang tetap masuk sekolah, terutama mereka yang duduk dibangku SLTA. “Untuk masalah ini kita sudah koordinasi dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan mas”, ujarnya.
Musibah Banjir dan tanah longsor yang menimpa Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigedug,Bogor beberapa waktu lalu telah menghancurkan sekitar 700 rumah penduduk di tiga desa. Sekitar 3000 jiwa kini kehilangan tempat tingggal. Sedang dusun Manglid sendiri merupakan daerah paling parah terdampak banjir dan tanah longsor. Bahkan sampai saat ini masih ada 141 KK yang belum dievakuasi. Mereka hanya bisa tinggal kedinginan di tenda tenda darurat tanpa ada penerangan listrik serta toilet. (ilv)