ZONAPUBLIK.COM, PURWAKARTA – Aksi “preman bergaya jagoan” kembali dilakukan oknum kepala desa di Kabupaten Purwakarta. Kali ini yang menjadi korban Tarigan Kurniawan Adi online tvberita.co.id yang tengah menjalankan tugas jurnalistiknya. Korban dipukul berkali-kali dibagian kepala oleh MHN oknum kepala desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, saat tengah melakukan tugas jurnalistik. Karena pemukulan tersebut adalah korban, pemindahan luka memar dikepala bagian samping dan telinga.
Korban dipukuli di sebuah POM bensin Parcom, oleh MHN, saat akan melakukan konfirmasi pada AS Kepala Desa Suka Tani Jum’at (10/1). Ada dugaan MHN sengaja menunggu disebuah Mushola, setelah sebelumnya diminta oleh AS. Terbukti begitu korban datang dia langsung menghampiri korban dan menghajarnya. Ada dugaan kuat AS oknum kepala desa Suka Tani ikut terlibat dalam kasus ini.
Beruntung dalam kejadian yang berhasil berhasil lolos dari aksi “premanisme” aksi. Korban langsung menuju kerumah sakit terdekat untuk memeriksakan datang yang terasa mendorong, dan meminta dilakukan visum. Usai dari rumah sakit, diantar beberapa rekan jurnalisnya untuk melaporkan kejadiannya ke Polres Purwakarta.
Kepada yang dipercayai mengaku tidak tahu. Menurutnya saat itu pula akan melakukan konfirmasi terkait TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta untuk kepentingan berita. Saat bertanya memanggil kepala desa Sukatani, AS bernyanyi kepala mengundang bertemu di POM bensin Parcom pada Jum’at malam (10/1).
Tanpa curiga dan berprasangka buruk, diminta memenuhi permintaan ini dan bertemu kepala desa Sukatani di tempat yang telah dijanjikan. Saat tiba dilokasi dirirnyapun tidak punya perasaan apa-apa kompilasi AS mengundang diri sendiri kebelakang POM bensin dengan alasan malu dilihat orang banyak.

Namun kompilasi sampai dibelakang Pom Bensin tiba tiba tiba MHN Kepala Desa Pasir Munjul, dari dalam Mushola. Saat bertanya, salam, MHN ditolak melayang bogem mentahnya beberapa kali ke wajah dan ditambah. Beruntung dirinya bisa berkelit dan berusaha untuk menghindar.
Korban mengaku, kepala dan memanggil beberapa kali menjadi “sansak” hidup MHN. Anehnya dalam kejadian tersebut AS tidak berusaha melerai, ditolak mau terus dipukuli. Sedang beberapa warga yang melihat tak berani melerai karena MHN sudah dalam posisi kalap. Aksi arogan menyanyikan “Jagoan” ini semakin menjadi-jadi, dengan terus memburu dirinya sambil mengelurkan kata kasar bernada mengancam.
“Saat saya bertemu dan ngobrol kepala desa Sukatani, tiba tiba bantuan keluar dari dalam Mushola yang langsung menghampiri dan memukuli kepala saya. Saya kaget dan berusaha mengindar kenapa MHN tiba tiba memukili saya”, harap.
Karena memang tidak penting bagi kepala desa tersebut, maka pihaknya juga harus melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Purwakarta. Selain itu dirirnya juga ke RSUD Baya Asih guna memeriksakan karena memerlukan pusing setelah dipukul, sekaligus meminta untuk divisum.
“Hingga saat ini tidak disetujui, karena tidak pernah melakukan apa-apa, hanya memindahkan kode etik dalam menjalankan tugas jurnalistik. Jika memang saya yang membantah atau melakukan pemerasan, hanya disetujui ke Polisi atau dewan pers. Untuk itu guna mencari keadilan, dan kepastian hukum, kasus pemukulan ini saya laporkan ke pihak berwajib. Saya mengharapkan bantuan dan sebagai kepala desa Sukatani ikut serta dan menyelesaikan hukum, karena ada dugaan ikut terlibat dalam kasus penganiayaan ini. ”, Tegasnya. (ggm)