ZONA PUBLIK.COM – KLATEN – Sedikitnya 140 hektar sawah tergenang air menyusul jebolnya tanggul sungai Gamping dan sungai Padangan yang berada di desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten Jawa Tengah Rabu sore ( 25/12). Sungai dengan lebar sekitar 12 meter dengan kedalaman sekitar 1 meter tersebut tak mampu menampung air hujan, yang turun sejak siang hari. Akibatnya tanggul sungai jebol tak mampu menahan derasnya arus air sungai.
Ada tiga titik tanggul sungai gamping yang jebol karena luapan air. Pertama tanggul sungai Gamping jebol sepanjang 10 meter. Tanggul selebar 3 meter dengan ketinggian 3 meter dari dasar sungai tak mampu menahan luapan air dari atas. Beberapa pohon besar yang berfungsi sebagai penahan dan pengikat tanah ikut roboh hanyut terbawa arus. Akibatnya sekitar 40 hektar tanaman padi yang baru berumur 20 hari terendam air.
Kedua tanggul sebelah kiri yang jebol sepanjang 5 meter yang mengakibatkan sekitar 15 hektar tanaman padi yang barau berumur 20 hari tergenang air. Selain itu tanggul sungai Gamping.Yang berada di desa Karangasem. Setinggi 4 meter ikut jebol sepanjang 20 meter yang mengakibatkan sekitar 45 hektar sawah dengan tanaman padi baru berumur 20 hari tersapu air bah.
Selain tanggul sungai Gampir air bah akibat hujan lebat yang melanda hampir semua wilayah di Klaten tersebut juga menjebolkan 2 tanggul sungai Padangan yang berada di desa Karangasem, Cawas Klaten. Akibat tanggul jebol sepanjang 10 meter sekitar 45 hektar tanaman padi yang baru berumur 15 hari tersapu banjir.
Menurut beberapa saksi mata mengatakan hujan lebat yang turun sejak siang hari membuat debit air di dua sungai meningkat cepat. Hal tersebut dipercepat karena wilayah desa Karangasem memang dikenal sebagai daerah rendah dan menjadi buangan air dari atas. Sekitar jam 4 sore beberapa tanggul yang rawan longsor akhirnya jebol diikuti dengan robohnya beberapa tanaman peyangga yang ikut hanyut terbawa arus sungai.

Kepala Bidang Sumber daya Air Dinas PU Klaten Harjoko usai melakukan peninjauan lokasi mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait seperti BPBD, BBWW Bengawan Solo Surakarta, Pemda serta unsur lain guna melakukan penanganan darurat agar lebar tanggul yang rusak tidak melebar dan tanaman padi petani dapat diselamatkan.
Menurut Harjoko setelag air surut warga dibantu relawan, anggota BPBD, SAR dan unsur laian segera melakukan gotong royong guna menutup tanaggul tanggul yanag jebol. Untuk langkah darurat petugas memasang patok patok bambu dan kayu, karung plastic yang berisi pasir, serta beronjong kawat berisi batu.
“Untuk saat ini persediaan peralatan penanganan darurat cukup tersedia. Karena beberapa pihak telah mengirim barang yang dibutuhkan, seperti , pihak BBWW Bengawan Solo Surakarta menyediakan 100 bronjong karung 3 ribu, pusda Taru provinsi 3000 sandback, pusda kabupaten 3000 sandbac, BPBD Klaten.1000 sand back,pihak Kecamatan menyediakan 1000 sandback sehingga total ada 11.000 sandback”, ujar Harjoko.
Terkait jumlah kerugian Harjoko mengaku belum tahu pasti karena hal tersebut bukan ranahnya. Namun jika melihat kerusakan yang ditimbulkan akibat jebolnya tanggul tersebut kerugian ditaksir mencapai hingga ratusan juta rupiah.(tev)